Bismillaah...
Tulisan ini sebenarnya khusus buat ikhwan,
tapi daripada malah buat penasaran akhwatnya, monggo diperbolehkan untuk
disimak. Terus ana tempel foto scene film KCB, biar ngingetin
kita teladan tokoh Kholidi Asadil Alam ‘Abdullah Khairul Azzam’ yang pas lagi
teringet Ana Althafunissa saja langsung Istighfar. Keren kan Bro, cocok banget
tauuu ^^
VMJ!!! Sudah gak zamannya lagi ya bagi
seorang aktivis belum kenal istilah VMJ. VMJ juga singkatan dari Virus Merah
Jambu. Sebagai seorang lulusan Sarjana Biologi, terus terang ana belum pernah
neliti sedemikian rupa virus ini di mikroskop apalagi dikolonikan di cawan
petri. Malah bisa ribet. Kreatif juga sih yang sempet ngasih nama virus ini
dengan sebutan Virus Merah Jambu. Coba bandingkan kalau disebut dengan nama
Virus Hijau Melon, Virus Ungu Terong, Virus Kuning Telur, Virus Manis Gula,
Virus Merah Bawang, atau Virus Pedas Merica. Malah sudah bisa buat masak sayur
kan? Hhe ^^
Beberapa ikhwan yang mudah sakit jatuh cinta
karena terserang VMJ memiliki tips dan trik tertentu dalam mencegah penyakit
ini. Diantaranya ada yang sering minum suplemen, olahraga setiap hari,
membersihkan lingkungan tempat tinggal, ikut klub kebugaran, membuang sampah
pada tempatnya dan makan empat sehat lima sempurna.... (Lho? Kok malah sehat
raga dan badan?)
Ana mencari tips-tips khusus yang khas untuk
menghindarkan diri dari mudahnya terserang VMJ ini dari beberapa ikhwan. Untuk
cara paling umum seperti ikhlas, gadhul bashar, puasa, hijab fisik dan jaga
hati tidak ana masukkan dalam tips khusus karena merupakan metode umum, di
Quran dan hadits sudah ada. Tips ini belum tentu benar bagi seseorang dan salah
bagi seseorang yang lain. Semua tergantung pada personal yang mengalami dan
memiliki trik untuk tetap sehat dan tidak mudah terserang VMJ. Kalaupun
akhirnya terserang maka itu memang fithrah ikhwan untuk terjatuh. Asal jangan
jangan jatuh cinta melulu, harus ada saatnya untuk bangun cinta (pinjam
istilahnya Salim A. Fillah).
Tips ini sifatnya masing-masing mandiri,
berdiri sendiri dan independen dari tips yang lain, jadi dari tips yang satu
bisa bertentangan dengan tips yang lain. Kalau mau dipraktikkan silahkan, kalau
mau ditolak juga ya monggo karena beberapa tips jika diterapkan kepada
seseorang malah akan membuatnya lebih mudah kena serangan VMJ. Kepada ikhwan
yang telah berbagi tips ini, ana ucapkan syukran jiddan, jazakumullah
khairan katsiran. ^^
Tips pertama, menetapkan kriteria yang tinggi
bagi calon isterinya.
Dengan menetapkan kriteria yang tinggi bagi
calon isteri, maka ikhwan ini tidak akan mudah tergoda dengan akhwat yang tidak
sesuai standarnya. Kriteria yang tinggi misalnya hafal Al Quran sekian juz,
menguasai ilmu-ilmu syari’at, anak orang yang kekayaannya setingkat eselon
satu, kecantikannya minimal seperti model terkenal, keturunan ningrat atau
kyai, pendidikannya minimal S2, pokoknya kriteria yang tinggi dalam
hal bibit, bebet, dan bobot.
Penetapan kriteria yang tinggi akan membuat
selektif dalam memilih dan memilah akhwat yang mungkin saja diharapkan menjadi
isterinya. Jika ada perasaan pengharapan kepada seseorang maka akan tertanam
pemikiran “sapa sira sapa ingsun - siapa
elu siapa gue”. Pengharapan inilah yang sebenarnya memicu VMJ. Jadi dengan
sedikit pengharapan pada akhwat di sekitarnya, yang notabenenya di bawah
standarnya, maka dia akan lebih jarang jatuh terserang VMJ.
Kelemahan tips ini terletak pada saat tidak
adanya kompromi ketika mencoba ta’aruf dengan seseorang. Karena kriteria yang
tinggi, susah dapat jodoh. Terpaksa menurunkan kriteria. Masih susah juga?
Akhirnya diobral, siapa saja deh, yang penting akhwat....hwehehe.
Tips ke-dua, berazzam tidak menikahi akhwat
dengan kriteria tertentu.
Ini merupakan logika terbalik dari tips
pertama. Tingkatan keinginannya sampai tingkat azzam, belum sampai tingkat
niat. Sebenarnya maksud tidak menikahi akhwat dengan kriteria tertentu adalah
kriteria itu sendiri. Sebagai contoh jika seseorang memiliki kriteria calon
isterinya minimal berpendidikan SMA maka secara otomatis ia tidak ingin menikah
dengan akhwat yang pendidikannya hanya SMP.
Contoh dalam berazzam seperti ini adalah
misalnya berazzam tidak menikahi akhwat sekampus. Akhwat sekampus kan biasanya
sering terlibat dalam berbagai aktifitas kejama’ahan dengan ikhwan, maka dengan
kriteria seperti ini, pengharapan-pengharapan penyebab VMJ dapat
diminimalisasi. Bahkan yang lebih ekstrim seorang ikhwan berazzam menikah
dengan seseorang yang belum pernah dikenalnya kecuali setelah proses ta’aruf,
dengan kata lain dia berazzam tidak menikahi akhwat yang sudah dikenalnya. Yang
seperti ini banyak sekali terjadi.
Namun, yang namanya jodoh kan sudah diatur
dari zaman bahuela. Kalau lewat proses ta’aruf dengan jalur PNS alias dicarikan
ternyata mentok dapat akhwat yang sekampus, ya akhirnya diterima jadi
isterinya juga...hwehehe.
Tips ke-tiga, menganggap akhwat sebagai
cewek.
Istilah akhwat yang dipakai adalah dalam
pengertian sempit lho ya! Ikhwan tentu mempunyai pengharapan memiliki isteri
yang akhwat. Di sisi lain ia sangat menghindari mempunyai isteri cewek. Masak
sih ikhwan punya isteri yang gak pakai hijab, begitu pemikiran hampir semua
ikhwan.
Pikiran inilah yang membuat pemikiran
terhadap akhwat dan cewek berbeda. Jika, seseorang berada di sekitar lingkungan
akhwat maka si ikhwan pasti dalam kondisi kikuk, kaku, mungkin tertekan, grogi
dan nervous. Penyebabnya adalah baik ikhwan dan akhwat sudah sama-sama paham
tentang adab. Selain itu di pengharapan akan menjadikan seorang akhwat sebagai
isteri selalu menghantui, bisa muncul kapan saja, dimana saja, kepada siapa
saja. Sementara jika berada dalam lingkungan cewek hal itu relatif tidak
terjadi, paling standar adalah tetep ghadhul bashar.
Seorang ikhwan yang menganggap akhwat sebagai
cewek akan memperlakukan akhwat sebagai cewek. Dianggap hanya seseorang yang
biasa saja, dengan pemahaman adab seadanya, dapat bergaul dengan biasa seperti
masyarakat kebanyakan saat ini.
Kelemahan tips ini adalah kemungkinan
melanggar adab-adab pergaulan antara ikhwan dan akhwat yang dipahami sebagai
pergaulan yang harus kaku sekali.
Tips ke-empat, mengganggap akhwat sebagai
sahabat biasa.
Antum tentu paham beda antara sekedar
kenalan, sekedar teman, dan sahabat. Perbedaannya terletak pada saling
mengenalnya, saling memahaminya, dan saling berkorbannya. Seorang sahabat
adalah seseorang yang dekat dalam artian hati dan pemahaman. Tips ini lebih
ekstrim dari tips ketiga.
Dalam menjalankan tips ini, seorang ikhwan
bisa memanggil sang akhwat dengan panggilan panggilan khusus persahabatan atau
panggilan khusus pertemanan. Contohnya memanggil tanpa sapaan ukhti atau
apalah... Misalkan sang akhwat bernama Fulanah, tapi pangilan akrabnya adalah
Nana, maka sang ikhwan, karena mengganggapnya sebagai sahabat memanggilnya
dengan sekedar sebutan nama akrab tersebut, “Nana,...!”. Tanpa embel-embel
sapaan di depan namanya juga.
Kelemahan tips ini sama dengan tips ketiga,
bahkan lebih ekstrim.
Tips ke-lima, memanggil akhwat dengan sapaan
tertentu.
Sapaan yang digunakan adalah sapaan berupa
penghormatan. Sebagian ikhwan memanggil dengan sapaan ‘ukh Fulanah’, ‘ukht
Fulanah’ atau ‘ukhti’. Namun bagi sebagian ikhwan yang lain tips ini sangat
berbahaya bagi dirinya karena panggilan-panggilan tersebut terkesan sangat
mendayu-dayu dan membuat pengharapan yang tidak diharapkan. Memancing VMJ.
Seperti akhwat yang memanggil dengan sapaan
‘pak’ kepada ikhwan, walaupun terkadang ikhwannya masih bujang bahkan lebih
muda, maka ikhwan juga punya sapaan kepada akhwat. Selama ini ana jarang
menemui ikhwan yang menyapa dengan sebutan ‘bu’ sebagai lawan dari sapaan
‘pak’. Kesannya malah seperti memancing fitnah. Memang kadang banyak juga yang
menyebut akhwat dengan sebutan ‘ibu-ibu’ atau ‘ummahat’.
Sebagian ikhwan menyapa akhwat dengan sebutan
‘mbak’ atau akhwat menyapa ikhwan dengan sebutan ‘pakde’ yang terkesan
menghormati dan menuakan akhwat/ikhwannya. Sehingga pengharapan sebagai sumber
VMJ bisa diminimalisasi seefektif mungkin. Kelemahannya adalah jika ikhwan/akhwat
yang disapa bukan orang Jawa, akan cukup mengganggu juga secara kultural.
Sapaan ‘dik’ kepada akhwat dan ‘mas’ kepada
ikhwan sebagai lawan sapaan ‘mbak’ jarang sekali digunakan karena malah bisa
menjadi sumber penyakit bagi kebanyakan orang. Biasanya panggilan ini dipakai
oleh suami-isteri muda yang belum punya anak.
Untuk mencegah jatuh dari kedua belah pihak
secara umum, dalam memanggil akhwat, ikhwan menggunakan nama formal sang akhwat
yang umum. Menghindari nama-nama akrab kecuali memang sudah menjadi umum.
Tips ke-enam, bersikap cuek dan tegas
terhadap akhwat.
Bersikap cuek disini bukan karena watak,
tetapi merupakan sebuah perlindungan diri agar tidak terserang VMJ. Cuek bukan
berarti tidak peduli 100%. Kepedulian ditempatkan pada proporsinya dengan
timbangan dan ukuran yang tepat. Namun memang sikap cuek menimbulkan kesan
apatis dan tidak peduli.
Cueknya seorang ikhwan terhadap akhwat
biasanya berbentuk keengganan komunikasi lisan antara keduanya. Bisa jadi
memang hanya kesan enggan, padahal belum tentu. Jika berkomunikasi ikhwan hanya
menjawab secukupnya atau bahkan tidak cukup. Disingkat, berisi, to the
point, padat dan merayap.
Jika ditelepon akhwat tidak mau mengangkat
jika belum tiga kali panggilan. Jika di-SMS tidak mau membalas jika tidak
sangat urgent dan darurat. Balasannya pun singkat. Jika jawabannya ya
maka hanya ditulis ‘Y’. Jika jawabannya nggak, cukup ditulis ‘G’. Kalu pakai
Esia, tarif SMS cuma Rp 1,-, murah meriah euy... hihihi ^^
Bersikap tegas biasanya diwujudkan dengan
cara berbicara yang agak ketus. Sekenanya dan seperlunya.
Realisasi cuek juga bisa menyebabkan sikap
apatis dalam beraktifitas. Karena bersikap cuek terhadap akhwat, misalnya tidak
mau mengikuti suatu organisasi yang penting karena saat itu kebanyakan
pengurusnya adalah akhwat. Yang diinginkan hanya mencari zona aman dan nyaman.
Kelemahan dari tips ini adalah rawan akan
kerusakan ukhuwah, menimbulkan perpecahan, bahkan mungkin menimbulkan
permusuhan karena miss communication dan kesalahpahaman akan sikap
cuek tersebut. Sangat mungkin akhwat merasa dibenci oleh sang ikhwan yang cuek.
Akibatnya ya kerusakan pondasi ukhuwah itu sendiri.
Tips ke-tujuh, menjadi aktivis yang serba
sibuk.
Maksudnya dengan memberikan jiwa, raga dan
pikiran kelelahan-kelelahan karena aktivitas organisasi atau jama’ah. Dengan
begitu tidak ada waktu untuk sempat berpikir yang macam-macam tentang ini dan
itu tentang akhwat.
Yang diurus adalah jadwal syuro’, jadwal
ngajar privat, ngisi pelatihan, bikin slide presentasi, ngerjain makalah,
membuat tugas kelompok, praktikum kuliah, membuat konsep acara program kerja,
ketemu Bapak A dan Bapak B, ngebersihin kamar, nyuci pakaian kotor, nulis blog,
makan di warteg, silaturahim ke tempat saudara, datang ke kajian, datang ke
toko buku, datang ke masjid, datang ke kuburan boleh juga noh.... hihihi ^^
Kelemahan tips ini adalah jika ternyata mitra
kerja di organisasi adalah akhwat. Interaksi yang sering dilakukan malah bisa
menimbulkan VMJ. Kelemahan yang lain adalah jika ternyata aktivitas yang
dilakukan terlalu banyak, malah badan jadi rusak, jiwa jadi sesak dan pikiran
jadi nggak enak.
Tips ke-delapan, nggak jaim, nggak sok cool
tapi tidak boleh over PD.
Sikap jaim (jaga image) bagi sebagian
akhwat akan menimbulkan kesalahpahaman. Orang yang jaim berpotensi ingin
menunjukkan bahwa dirinya pantas untuk jadi idaman akhwat. Yang diperbolehkan
dan diharuskan adalah jaiz (jaga izzah), menunjukkan bagaimana sesorang muslim
harus berperilaku.
Sikap sok cool juga akan
menyebabkan hal yang serupa dengan jaim. Sedangkan sikap over PD akan
menyebabkan diri mudah takabur dan menimbulkan hal-hal yang tidak-tidak di
pikiran akhwat. Hal yang tidak-tidak di akhwat ini mudah menular ke ikhwan.
Jadi melakukan double protection sekaligus sebelum VMJ menyerang diri
sendiri.
Kelemahannya adalah batas tipis antara harus
jaiz dan dilarangnya jaim. Hati yang tidak teguh pada Allah akan mudah
terpeleset. Demikian pula batas antara keyakinan dan over PD. Sangat tipis
seperti kaos pilkada... :D
Tips ke-sembilan, menjaga jarak dengan akhwat.
Maksudnya jarak di sini adalah dalam artian
harfiah sesungguhnya. Misalnya tidak mau di sekitarnya ada akhwat dalam radius
5 meter ke segala arah, apalagi di depannya persis. Kalau duduk di kelas
mencari posisi paling depan pojok dimana posisi ini susah untuk melihat akhwat
bahkan melirik sekalipun. Kalau kebetulan ada dalam syuro’ bersama masyarakat ‘ammah
misalnya, usahakan mencari posisi yang agak tersembunyi dari akhwat, di deket
toilet misalnya... :D
Jika kebetulan di jalan berpapasan dengan
akhwat langsung nyari jalan muter meski harus menambah jarak setengah
kilometer. Kalau berjalan sementara di belakangnya ada akhwat yang juga searah,
segera mempercepat langkah atau bahkan lari agar segera lenyap dari pandangan
dan perasaan akan sosok sang akhwat di belakang. Jika kebetulan berjalan di
belakang akhwat segera milih berhenti dan menunggu sampai kira-kira si akhwat
sudah tidak ada di jalan, atau pilihan kedua mencari jalan memutar dan berlari
agar posisi berjalan bisa berada di depan akhwat.
Kelemahan tips ini adalah sulit dilaksanakan
mengingat sekarang sudah banyak akhwat berkeliaran dan bertebaran di berbagai
titik koordinat...
Tips ke-sepuluh, ‘membenci’ apa yang dicintai
akhwat dan ‘mencintai’ apa yang dibenci akhwat.
Benci dan cinta di sini maksudnya bukan untuk
menjelekkan atau memusuhi akhwat tapi benci dan cinta karena Allah. Dengan
‘membenci’ apa yang dicintai akhwat maka akan timbul semacam proteksi antara
ikhwan dan akhwat yang dapat mencegah timbulnya VMJ.
‘Ketidakcocokan’ di awal akan memusnahkan pengharapan-pengharapan
akan sosok tertentu. Tanpa adanya pengharapan ini maka VMJ akan sulit untuk berbiak
di hati ikhwan.
Misalkan di suatu komunitas akhwatnya relatif
menyukai kegiatan A, maka ikhwan berusaha untuk ‘membenci’ hal tersebut. Jika
akhwat menyukai sudut pandang X terhadap suatu hal maka si ikhwan lebih
menyukai sudut pandang Y dan ‘membenci’ sudut pandang X. Hal ini juga berlaku
untuk kaidah ‘mencintai’ apa yang dibenci akhwat.
Kelemahan tips ini adalah susahnya mencintai
dan membenci karena Allah dan istiqamah. Dalam perjalanannya mungkin saja benci
dan cintanya karena benci pada sosok yang bersangkutan
Tips ke-sebelas, jangan mencari persamaan si
ikhwan dengan si akhwat.
Mencari-cari kecocokan antara si ikhwan dan
si akhwat hanya akan menyebabkan semangat dan harapan akan jodoh di masa depan,
dari awalnya yang sekedar kriteria akhirnya berwujud menjadi sosok dan
personal.
Jika memang ada persamaan antara si ikhwan
dan si akhwat maka itu hanyalah kebetulan. Lagipula jauh lebih banyak orang
lain yang memiliki persamaan dengannya. Jadi, dengan semua persamaan dan
kecocokan itu bersikap biasa sajalah....
Bahkan kalau perlu carilah perbedaan dan
ketidakcocokan antara diri dengan dia. Tapi, jangan mencoba merasa mampu
menyelesaikan perbedaan dan ketidakcocokan itu dengan harapan akan
menghilangkannya dengan saling pengertian. Malah VMJ yang datang dan bersarang.
Kelemahannya adalah tips ini memerlukan
semacam pengetahuan akan aib seseorang. Padahal aib selayaknya untuk ditutupi,
bukan dicari-cari kian kemari ke kanan kiri dan berbagai situasi.
Tips ke-duabelas, tips terampuh dari berbagai
ikhwan adalah NIKAH!
Padahal awalnya menurut ana itu adalah metode
umum yang tidak dapat dimasukkan dalam tips khusus ini, tapi dari hampir semua
yang ana tanya selalu memberikan jawaban ini. Akhirnya dengan terpaksa ana
dipaksa untuk memasukkan tips ini sebagai tips terampuh dalam menghadang VMJ.
Salah satu SMS yang datang dari seorang al
akh:
Ada lagi cara yang lebih expres. Begitu ada
kecenderungan, istikharah, ta’aruf. Kalau sama-sama cocok, khitbah, tapi
sepakati kapan waktu nikah yang ahsan. Kalau nggak cocok ya mundur, nggak boleh
maksa, harus ikhlas. (Dari: M* H**** 3 +62898806XXXX Dikirim: 11-Jul
14:24 Diterima: 11-Jul 14:25)
Nikah akan mengalihkan pikiran dari
pengharapan-pengharapan yang tidak perlu. Pengharapan yang selama ini
menghantui telah berwujud menjadi bidadari yang setia menanti di rumah sendiri.
Kalaupun ada godaan syetan di tengah jalan, ya, tinggal pulang saja. Di rumah
ada yang halal kok.
Seperti yang ana ungkapkan di awal bahwa
cinta sejati yang hakiki hanya akan terwujud jika telah melewati gerbang
pernikahan ini. Jika belum melewatinya, ana masih menganggapnya syubhat dengan
nafsu. Sementara nafsu hanya bisa dihalalkan lewat jalur pernikahan.
***
Itulah tips bagi ikhwan untuk menghindari
serangan VMJ dari berbagai macam jenis ikhwan yang ana kenal. Tidak
ada maksud untuk menjelekkan akhwat atau bagaimana, tapi memang begitulah
keadaan di ikhwan. Jadi, bagi akhwat yang membaca artikel ini harap maklum dan
mafhum. Bagi yang mau mengamalkan tips-tips ini, silahkan pilih dan pilah serta
sesuaikan dengan diri masing-masing.
Bagi yang mau menambah tips khusus yang unik
untuk meminimalisasi serangan VMJ, ana persilahkan dengan comment terbuka.
Afwan jiddan, kalau ada yang tersinggung. Peace...! (^_^)v
(Dikutip dari beberapa sumber dengan sedikit
pengubahan isi seperlunya)
Mujab *27-12-2015 01:49
Referensi terkait:
1) http://priyayimuslim.multiply.com 2) http://menikah.blogspot.co.id/2011/09/tips-ikhwan-agar-tidak-mudah-terserang.html
