SEBARIS JUDUL NAPAK TILAS MELINTASI
PANTAI BANGKA BARAT
Oleh Febi Saiful Mujab (Fasilitator SD
5 Fatahillah)
Judulnya memang sebaris
yah, namun isinya insya’Alloh tidaklah sebaris, melainkan berbaris-baris. Seperti
perjuangan kita terus berbaris dalam barisan yang rapi dan terkomandoi. Semoga
kelak kita semua dipertemukan lagi di tepian pantai indah sejauh mata
memandang, seindah mata ini memandang keletihan kalian semua memikul beban
perjuangan menyusuri pantai. Keletihan itu indah, selama fii sabilillah.
Ada yang bilang bahwa
pantai terbentuk karena terjadinya erosi di sekitaran daratan disebabkan
terpaan gelombang badai, adanya gelombang badai karena hadirnya hembusan angin laut
yang kencang. Secara alami, kencangnya hembusan angin lambat laun merubah profil
pantai menjadi semakin indah adanya. Mari merenung sejenak! Ternyata pantai
mempunyai masa lalu penuh liku-liku, boleh jadi itu sebabnya pantai terlihat
berliku-liku alias berkelok-kelok. Ada lagi yang lain, ternyata setelah diamati
di setiap kawasan berbeda pula luas pantainya, tergantung seberapa kencang
terjangan ombak dan seberapa kuat pohon-pohon yang menaungi, serta bebatuan
yang terlihat kokoh melindungi. Setiap pantai begitu indah dengan adanya itu
semua. Tidak ada yang tidak mungkin, bila yang terjadi itu adalah pada diri
manusia. Semakin kencangnya badai kehidupan, penguatan dari saudara-saudara
sekitar dan perlindungan dari Ilahi Robbi, membuat hidup semakin indah bermakna
tak seorang pun mampu melukisnya.
Dah, cukup prolognya,
kita cukupkan basabasinya :p. Di tulisan ini, saya akan menuliskan catatan
perjalanan hasil penelusuran pantai Bangka Barat. Terlahir di Provinsi Sumatera
Selatan dan tinggal di tengah-tengah Kota Palembang, cukup jauh untuk ke
Bangka. mungkin perjalanan kami para rombongan karyawan Sekolah Alam Indonesia
Palembang menuju ke pantai Bangka dapat dihitung jari, sepuluh jari masih
tersisa tiga jari, lebih kurang tujuh jam tepatnya. Perjalanan naik taksi Star Club – Bus Damri – Kapal Ferry –
Mobil truk angkut bak terbuka. Sampai di pelabuhan Muntok – Bangka, mata terasa
mulai dimanjakan oleh desir angin dan pemandangan pantai. Paling seru ketika naik
mobil truk dengan bak terbuka, sensasinya itu loh yang membuat berbeda.
Hamparan pemandangan hijau perbukitan dan hembusan angin yang menyejukkan
pandangan mata. Masya’ Alloh, Allohu akbar, begitu indah ciptaan-Mu Yaa Robb. Berbeda
jauh dengan atmosfer di Kota Palembang.
Sekitar pukul empat
sore, saya bersama puluhan guru dan karyawan Sekolah Alam Indonesia Palembang
tiba di lokasi, berjalan sekitar seratus meter menuju Pantai Tanjung Ular. Susur
pantai semakin bersemangat dengan keikutsertaan salah satu guru SAI pusat, yaitu
Pak Novi. Menambah kekuatan barisan dalam susur pantai kali ini.
Foto
1: Berjalan sesuai kelompok menuju Pantai Tanjung Ular (lokasi bermalam hari
pertama)
Saat tiba di pinggiran pantai, saya berdiri di atas batu, menikmati bunyi
hempasan ombak air laut, desiran pasir pantai dan angin spoi-spoi menambah
kesyahduan membawa jiwa melayang dalam lamunan entah ke mana. Terbayang dalam
benak, hampir saja saya melewati moment-moment ini tanpa bekas karena ingin
membatalkan untuk tidak ikut susur pantai, hanya masalah sepele “Lutut yang
Terluka”. Teman-teman mulai menguatkan saya untuk ikut dalam barisan. Sudah
saya sampaikan pada prolog, bila ada penguatan dari saudara-saudara sekitar, badai
keegoisan dalam diri akan mudah dilalui meski perdebatan dalam hati sangat
dahsyat terjadi. Pada prinsipnya, dalam berjama’ah, kita dituntut untuk
memprioritaskan keutuhan dan kebutuhan jama’ah, bukan memprioritaskan keutuhan
dan kebutuhan diri sendiri, apalagi tanpa alasan syar’i.
Terbangun dari lamunan, segera saya menuju lokasi untuk bermalam beristirahat
mempersiapkan energi untuk agenda dahsyat keesokan paginya. Sebelum sore mulai
larut dan gelap, kelompok kami (Pak Mujab, Pak Irwansyah, Pak Casmin, Pak
Sugeng, Bu Dhani, dan Bu Ayu) bergegas mendirikan tenda dan mengumpulkan kayu
bakar api unggun untuk menghangatkan badan dan atmosfer di sekitaran tenda pada
malam hari, melihat kondisi angin pantai yang mulai terasa dingin.
Foto 2
Foto 3
Foto 2
& 3: Kelompok kami mendirikan tenda
Udara terasa semakin
dingin, fajar sepertinya sudah tiba. Dengan tubuh tergopoh-gopoh kedinginan,
kami mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat tahajjud berjamaah di
pinggiran pantai sembari menunggu tibanya waktu sholat shubuh, suara gelombang
air laut yang menderu menambah kekhusyukan kami. Allohu akbar.
Pukul 07.00 WIB, agenda
dahsyat telah tiba “Tracking
Menyusuri Pantai” sejauh mata memandang. Menara Mercusuar menjadi lokasi finish
perjalanan, namun dari lokasi kami berdiri tidak terlihat satupun menara.
Gilaaa...! Di mana tuh Mercusuar. Kami semua optimis, belum juga dimulai, hhhe.
Salam foto nih dari kami!
Foto
4: Foto bareng sekelompok “Pak Casmin jadi fotografernya jadi tidak ikut
berfoto”
Selama lebih kurang
tiga jam kami belum juga sampai di titik finish, panitia mengatakan perjalanan
kita diprediksikan akan tiba pada malam hari. Hebatttt! Saat itu tracking baru sampai pukul sebelas,
masih harus berjalan menyusuri pantai lebih dari tujuh jam lagi, dengan membawa
carrir bermuatan lebih kurang 10 kg.
Di sini kekuatan dan kesabaran kami diuji. Luar biasa, Allohu akbar.
Foto
5: Menyeberangi aliran sungai kecil, sehingga mengharuskan kami melepas sepatu
Foto
6: Istirahat sejenak melepas keletihan sembari menikmati pemandangan
Ujung perjalanan kami
adalah di bawah menara Mercusuar. Di kegelapan malam, akhirnya perjalanan susur
pantai selama 12 jam dan diperkirakan jauh perjalanan sekitar 30 kilometer. Tracking yang tidak dekat bagi saya sejauh
itu, jalan kaki terjauh perdana. Luar
biasa! Mercusuar, tempat yang berdekatan dengan pelabuhan ini menjadi saksi
bisu akhir perjalanan susur pantai kami, meninggalkan jejak kenangan indah.
Tidak banyak yang bisa saya dokumentasikan dalam kamera genggaman, namun semua
secara utuh terekam dalam memori ingatan ciptaan sang Ilahi, tak terlupakan
sedikitpun bila masih teringat.
“Jangan
di rumah aja Bro! Indonesia itu Indah.”
#SalamKomunitasHebat #SekolahAlamIndonesia






